NAMA : WAHYU AGUNG PRASETYO
NIM
: 2016.012.0080
KELAS : TEKNIK 1 C
FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida
mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya
batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam
fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida Statis (Fluida Diam)
2. Fluida
Dinamis (Fluida Bergerak)
A.
Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang
berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak
tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Ø Massa Jenis
Dalam Fisika, ukuran kepadatan
(densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
ρ = m / V
dengan:
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya
dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Massa Jenis atau Kerapatan
Massa (Density)
Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Nama
Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Air
|
1,00
|
Gliserin
|
1,26
|
Aluminium
|
2,7
|
Kuningan
|
8,6
|
Baja
|
7,8
|
Perak
|
10,5
|
Benzena
|
0,9
|
Platina
|
21,4
|
Besi
|
7,8
|
Raksa
|
13,6
|
Emas
|
19,3
|
Tembaga
|
8,9
|
Es
|
0,92
|
Timah
Hitam
|
11,3
|
Etil
Alkohol
|
0,81
|
||
Sumber
: College Physics, 1980
|
Ø Tekanan
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara
matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
p = F / A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaanmenyatakan bahwa tekanan p berbanding
terbalik dengan luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar
gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih
besar daripada luas bidang yang besar.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak
bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida
diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut.
Perhatikanlah Gambar 1.
Gambar 1.
Dasar bejana yang terisi dengan fluida setinggi h akan mengalami tekanan
hidrostatis sebesar p.
|
Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung
adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan
antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p = F / A = gaya berat fluida / luas permukaan bejana
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa
fluida dengan p = (mfluida x g) / A. Oleh karena m = ρV, persamaan tekanan oleh fluida
dituliskan sebagai p = ρVg / A.
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil
perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h).
Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h
dapat dituliskan menjadi :
p = ρ (Ah)g / A = ρhg
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph,
persamaannya dituliskan sebagai berikut.
ph = ρ gh
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Prinsip
tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat
pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya
sebagai berikut.
a)
Manometer Pipa Terbuka
b)
Barometer
c)
Pengukur Tekanan Ban
Ø
Tekanan Total
Gambar 6. Tekanan total atau tekanan mutlak yang
dialami oleh titik A yang berada di dalam suatu fluida adalah sebesar pA.
|
Pada permukaan fluida yang terkena udara
luar, bekerja tekanan udara luar yang dinyatakan dengan p. Jika tekanan udara
luar ikut diperhitungkan, besarnya tekanan total atau tekanan mutlak pada satu
titik di dalam fluida adalah
pA = p0 + ρ gh
dengan:
p0 = tekanan udara luar = 1,013 × 105 N/m2, dan
pA = tekanan total di titik A (tekanan mutlak).
Ø Hukum Utama Hidrostatis
Gambar tersebut memperlihatkan sebuah bejana berhubungan
yang diisi dengan fluida, misalnya air. Anda dapat melihat bahwa tinggi
permukaan air di setiap tabung adalah sama, walaupun bentuk setiap tabung
berbeda. Hukum Utama Hidrostatis menyatakan bahwa semua titik yang berada pada
bidang datar yang sama dalam fluida homogen, memiliki tekanan total yang sama.
Jadi, walaupun bentuk penampang tabung berbeda, besarnya tekanan total di titik
A, B, C, dan D adalah sama.
Tekanan total di titik A dan titik B
sama besar. Menurut persamaan tekanan hidrostatis, besarnya tekanan di titik A
dan titik B bergantung pada massa jenis fluida dan ketinggian fluida di dalam
tabung. Secara matematis, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
pA = pB
p0 + ρ1gh1 = p0 + ρ2gh2
ρ1h1 = ρ2h2
dengan:
h1 = jarak titik A terhadap permukaan
fluida 1,
h2 = jarak titik B terhadap permukaan fluida 2,
ρ1 = massa jenis fluida satu, dan
ρ2 = massa jenis fluida dua.
Ø Hukum Pascal
Hukum Pascal dapat digambarkan seperti
pada Gambar 9.
Tekanan oleh gaya sebesar F1 terhadap
pipa 1 yang memiliki luas penampang pipa A1 ,
akan diteruskan oleh fluida menjadi gaya angkat sebesar F2 pada pipa 2 yang memiliki luas penampang
pipa A2 dengan besar tekanan yang sama. Oleh
karena itu, secara matematis Hukum Pascal ditulis sebagai berikut.
p1 = p2
F1 / A1 = F2 / A2
dengan:
F1 = gaya pada pengisap pipa 1,
A1 = luas penampang pengisap pipa 1,
F2 = gaya pada pengisap pipa 2, dan
A2 = luas penampang pengisap pipa 2.
Ø Hukum
Archimedes
Menurut Archimedes, benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mengalami gaya ke
atas. Besar gaya ke atas tersebut besarnya sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda. Secara matematis, Hukum Archimedes dituliskan sebagai
berikut.
FA = ρfVfg
dengan:
FA = gaya ke atas (N),
ρf = massa jenis fluida (kg/m3),
Vf = volume fluida yang dipindahkan (m3), dan
g = percepatan gravitasi (m/s3).
a. Terapung
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan terapung
jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis fluida (ρb < ρf). Massa jenis benda
yang terapung dalam fluida memenuhi persamaan berikut.
atau
dengan
:
Vbf = volume benda yang tercelup dalam
fluida (m3),
Vb = volume benda (m3),
hbf = tinggi benda yang tercelup dalam
fluida (m),
hb = tinggi benda (m),
ρb = massa jenis benda (kg/m3), dan
ρf = massa jenis fluida (kg/m3).
b. Melayang
Benda yang
dicelupkan ke dalam fluida akan melayang jika massa jenis benda sama dengan
massa jenis fluida (ρb = ρf).
c. Tenggelam
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan tenggelam jika massa jenis benda
lebih besar daripada massa jenis fluida (ρb > ρf). Jika benda yang dapat tenggelam dalam
fluida ditimbang di dalam fluida tersebut, berat benda akan menjadi
wbf = w – FA
atau wbf = (ρb – ρf) Vbg dengan:
wbf = berat benda dalam fluida (N),
dan
w = berat benda di udara (N).
Ø Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya pada permukaan
fluida tiap satuan panjang. Besar tegangan permukaan untuk benda yang memiliki
satu permukaan adalah:
Dengan F = gaya
permukaan (N); L = panjang benda (m); dan gama= tegangan permukaan (N/m). Untuk
benda sepanjang L yang memiliki dua permukaan, dengan L = 2 L.maka:
Besarnya
tegangan permukaan zat cair juga dipengaruhi oleh keadaan permukaan zat cair,
misalnya suhu zat cair. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kecil tegangan
permukaannya, dan sebaliknya.
γ = F/d
dengan γ = tegangan permukaan (N/m
atay Dyne/cm)
d = panjang permukaan (m atau cm) dimana dilai d adalah = 2l
d = panjang permukaan (m atau cm) dimana dilai d adalah = 2l
Atau
Ø Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik
atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler .
Naik atau turunnya permukaan zat cair dapat ditentukan dengan persamaan
berikut.
mg = F cosθ
ρ Vg = γ l cosθ
ρ π r2hg = γ 2π r cosθ
dengan:
h = kenaikan atau penurunan zat cair (m),
γ = tegangan permukaan (N/m),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
r = jari-jari alas tabung/pipa (m).
Ø Viskositas
Viskositas merupakan
ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida.
Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir
dan juga semakin suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Koefesien viskositas
dinyatakan dalam simbol h yang harga ketetapannya untuk fluida kental adalah 110 x 10-3 Pa s, sedangkan untuk fluida tidak kental adalah 1.0 x 10-3 Pas.
Apabila suatu benda
bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefesien
viskositasnya h, maka benda tersebut akan
mengalami gaya gesekan fluida sebesar ;
F = k v
Dengan
k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk giometris benda. Berdasarkan
perhitungan laboratorium, pada tahun 1845 Sir George Stokes menunjukkan bahwa
untuk benda yng bentuk giometrisnya berupa bola, nilai k = 6r. Bila disubtitusikan
ke dalam persamaan diatas, maka dapat di peroleh ;
Fx = 6r v
Dengan
:
Fs = gaya gesekan
stokes (N)
=
koefesien viskositas fluida (Pa S)
r = jari-jari bola (m)
v = kelajuan bola (m/s)
B.
Fluida Dinamis
Fluida
dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida
disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen
(tidak mengalami putaran-putaran).
Ø Debit Aliran
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:
Dimana :
Q = debit
aliran (m3/s)
A = luas
penampang (m2)
V = laju
aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam
debit aliran
Dimana :
Q = debit aliran
(m3/s)
V = volume
(m3)
t
= selang waktu (s)
Ø
Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di
dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau jika
ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit
aliran 2, atau :
Q1 = Q2
Ø Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang
berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum
ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan
energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik
sepanjang aliran fluida ideal. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
Ø Penerapan Hukum Bernoulli
a.
Alat Ukur Venturi
Kecepatan aliran zat cair di dalam pipa dapat diukur dengan persamaan.
b.
Tabung Pitot(Pipa Prandtl)
Tabung pitot digunakan untuk mengukur
kelajuan aliran suatu gas di dalam sebuah pipa. Misalnya udara,
mengalir melalui tabung A dengan kecepatan v. Kelajuan udara v di dalam pipa
dapat ditentukan dengan persamaan :
c. Gaya Angkat Pada Sayap
Pesawat Terbang
Sayap pesawat terbang didesain sedemikian
rupa sehingga aliran udara diatasnya lebih cepat daripada aliran udara
dibawahnya. Sebagai hasilnya, tekanan diatas pesawat lebih rendah daripada
tekanan udara di bawah pesawat sehingga timbul gaya angkat pada pesawat.
Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara
pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara
pada bagian bawah pesawat (m/s)
F = Gaya angkat pesawat (N)
CONTOH SOAL :
1.Sebuah pesawat terbang bergerak dengan
kecepatan tertentu sehingga udara yang melalui bagian atas dan bagian bawah
sayap pesawat yang luas permukaannya 50 m2 bergerak dengan kelajuan
masing-masing 320 m/s dan 300 m/s. Berapakah besarnya gaya angkat pada sayap
pesawat terbang tersebut? (ρ udara = 1,3 kg/m3)
Diketahui: A = A = 50 m2, v2 = 320 m/s,
v1 = 300 m/s, dan ρ udara = 1,3 kg/m3.
F1 – F2 = 1/2 ρ A (v22 - v11)
½ (1,3 kg/m3)(50 m2)(320 m/s)2 – (300
m/s)2 = 403.000 N
d.
Penyemprotan
Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang
lebih besar pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih
kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak
ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.
e.
Kebocoran Pada tangki Dinding
Menurut Hukum Toricelli, jika diameter lubang
kebocoran pada dinding tangki sangat kecil dibandingkan diameter tangki,
kelajuan air yang keluar dari lubang sama dengan kelajuan yang diperoleh jika
air tersebut jatuh bebas dari ketinggian h.
Kecepatan aliran air pada saat kali
pertama keluar dari lubang adalah :
Jarak horizontal tibanya air di tanah
adalah :
t = √(2H/g)
Keterangan :
v = kecepatan keluar cairan dari lubang
X = jarak mendatar jatuhnya cairan
h = jarak permukaan cairan ke lubang bocor
H = jarak tempat jatuh cairan (tanah) ke lubang bocor
t = waktu yang diperlukan cairan menyentuh tanah
v = kecepatan keluar cairan dari lubang
X = jarak mendatar jatuhnya cairan
h = jarak permukaan cairan ke lubang bocor
H = jarak tempat jatuh cairan (tanah) ke lubang bocor
t = waktu yang diperlukan cairan menyentuh tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar