Kamis, 22 Desember 2016

teknik retorika dan teknik presentasi

TEKNIK RETORIKA DAN TEKNIK PRESENTASI
DOSEN PEMBIMNING:
INDAYANI
BAHASA INDONESIA





Penyusunn :
1.     Wahyu agung prasetyo (80)
2.     Yulianto riau saputra (81)
3.     Zainul rido (82)
4.     Chairul vicry (83)

KELAS TEKNIKA 1/C


UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
PROGRAM DIPLOMA PELAYARAN

JL. Arief Rachman Hakim No.150 Sukolilo Surabaya Telp. (031) 5945864
tahun ajaran 2016/2017



KATA PENGANTAR

            Assalamu’alikum warahmatullahi wabarokatuh, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai teknik retorika dan presentasi ini dengan baik walapun masih banyak kekurangan di dalamnya. Serta kami juga berterima kasih kepada Ibu indayani selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.

       Kami sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan kita menyangkut
teknik menulis retorika dan presentasi, Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di saat yang akan datang.















Surabaya ,06 Desember 2016




Penyusun   



i
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................................ i

Daftar isi.................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1  Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2  Rumusan Masalah................................................................................................... 1

1.3  Tujuan..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2

            2.1 Hakikat Retorika..................................................................................................... 2
           
            2.2 Fungsi Retorika....................................................................................................... 2

            2.3 Jenis Retorika.......................................................................................................... 2

            2.4 Teknik Retorika....................................................................................................... 3

            2.5 Hakikat Presentasi................................................................................................... 4

            2.6 Tata cara dan Etika.................................................................................................. 4

            2.7 Media...................................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 6

            3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 7











ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BALAKANG
            Retorika merupakan istilah lain dari seni berbicara. Retorika muncul sejak zaman Yunani, Romawi, sampai dengan zaman sekarang ini. Greene (2007) memaparkan bahwa sedikitlah berbicara agar orang lain tidak mudah memahami diri kita. Semakin banyak kata-kata yang Anda ucapkan, semakin besar kemungkinan Anda mengucapkan sesuatu yang konyol. Padahal, dari kemampuan berbicara yang optimal, seseorang bisa sukses. Banyak pemimpin sukses karena kemampuan lobby, konsolidasi, rekonsiliasi, mediasi, imperatif, semuanya membutuhkan kelihaian dan kepiawaian dalam herbicara.
            Retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo). Retorika terbagi menjadi dua, yakni retorika monologika dan retorika dialogika.
            Perkembangan media presentasi saat ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh munculnya
 Software media presentasi yang offline ataupun online, berbayar maupun gratis.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
      Bagaimana hakikat retorika ?
      Apa saja fungsi retorika ?
      Apa fungsi retorika ?
      Bagaimana teknik retoria ?
      Bagaimana hakikat presentasi ?
      Bagaimana tatacara dan etika ?
      Apa yang dimaksud dengan media ?

1.3  TUJUAN
-          Untuk mengetahui hakiat retorika
-          Untuk mengetahui fungsi retorika
-          Untuk mengetahui jenis retorika
-          Untuk mengetahui teknik retorika
-          Untuk mengetahui hakikat presentasi
-          Untuk mengetahui tatacara dan etika
-          Untuk mengetahui media










1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Retorika
           
            Retorika merupakan istilah lain dari seni berbicara. Retorika muncul sejak zaman Yunani, Romawi, sampai dengan zaman sekarang ini. Pada zaman Yunani, selain Socrates, dan Plato , muncul Aristoteles dengan ethos, pathos dan logos. Greene (2007) memaparkan bahwa sedikitlah berbicara agar orang lain tidak mudah memahami diri kita. Ketika Anda mencoba membuat orang lain terkesan dengan kata-kata, sebenarnya Anda akan semakin tampak biasa-biasa saja dan semakin kurang terkendali. Semakin banyak kata-kata yang Anda ucapkan, semakin besar kemungkinan Anda mengucapkan sesuatu yang konyol. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar.sebab, kita berbicara untuk menyakinkan, memengaruhi, ataupun memberikan informasi pada orang lain, mau tidak mau penjelasan kita harus optimal dan maksimal agar tujuan bisa terpenuhi. jangan gunakan ungkapan-ungkapan yang mengandung pesimisme dalam berbicara. Intinya, pesimisme itu menular. Pesimisme itu virus. Padahal, dari kemampuan berbicara yang optimal, seseorang bisa sukses. Banyak pemimpin sukses karena kemampuan lobby, konsolidasi, rekonsiliasi, mediasi, imperatif, semuanya membutuhkan kelihaian dan kepiawaian dalam herbicara.

2.2 Fungsi Terampil Berbicara
           
            Berbicara sebagai salah satu segmen keterampilan berbahasa memiliki beberapa fungsi. Pertama, fungsi informant pada hakikatnya ialah keterampilan berbicara yang fungsinya untuk menyampaikan informasi kepada orang Iain, baik informasi yang formal ataupun nonforrnal. Kedua, Fungsi seduktif pada hakikatnya berkait dengan keterampilan berbicara yang fungsinya untuk merayu orang lain. Ketiga, fungsi persuasif pada hakikatnya herkait dengan keterampilan berbicara yang fungsinya untuk memengaruhi orang lain secara emotif. Fungsi ini hampir sama dengan fungsi seduktif, tetapi esensi dari fungsi persuasi lebih ke arah yang positif, bukan negatif. Keempat, fungsi mediatif adalah keterampilan berbicara yang pada hakikatnya memiliki fungsi sebagai medium/perantara. Kelima, fungsi provokatif adalah untuk memprovokasi seseorang/massa. Provokatif ini memiliki kesan negatif sebab mengarah pada penghasutan kepada seseorangl kelompok orang/massa Keenam, fungsi imperatif. Fungsi imperatif pada hakikatnya berkait dengan keterampilan berbicara yang fungs'mya untuk memerintah orang lain. Ketujuh, fungsi logika. Orang-orang yang sering bermain bahasa dalam konteks berbicara pastilah memiliki logika yang baik. Karena itu, kadang mereka memainkan logika orang lain. Kemampuan logika akan semakin tajam tatkala sering diasah dalam berbicara.

2.3 Jenis Retorika
           
            Retorika terbagi menjadi dua, yakni retorika monologika dan retorika dialogika. Pertama, Retorika Monologika, ialah ilmu tentang sni berbicara secara monolog. Bentuk utama monologika adalah pidato. Dalam berpidato lebih dominan satu arah sebab hanya satu orang yang menjadi pembicara. Pidato adalah jenis retorika yang paling sering di gunakan tanpa menafikkan jenis retorika yang lain. dalam berpidato terdapat hal yang perlu diperhatikan, yaknisebagaiberikut.
2
            Tahap 1 : tentukan topik.
            Tahap 2 : tentukanlahaudiens.
            Tahap 3 : tentukanlahstrategi pidato.
            Tahap 4 : prapidato (berlatih tanpa didampingi dan berlatih dengan pendampingan).           Tahap 5 : praktik pidato.                                                                                                             Tahap 6 : evaluasi.
            Kedua, retorika dialogika. Retorika dialogika berkait dengan seni ilmu berbicara yang di lakukan secara dialogis. Bentuk dialogika, yakni diskusi, debat, wawancara, tanya jawab, dan konferensi pers. dalam retorika dialogika arah komunikasinya dua arah sebab, antar pembicara, antar kelompok ada sesi memunculkan argumentasi.
Reorika dalam diskusi. Retorika yang dimunculkan dalam sesi diskusi adalah retorika saran. Dalam diskusi terdapat tiga fase tak lazim, yakni (1) fase pembukaan (2) fase pemaparan agenda/ hal yang didiskusikan (3) fase penutup. Secara terperinci, fase dalam diskusi terdapat sebagai berikut.  
            fase 1 : perkenalan.                                                                                                                             fase 2 : pengantar ke diskusi, pembatasan masalah, rumusan tujuan/saran.                                 Fase 3 : menciptakan situasi saling percaya.                                                                                       fase 4 : penjelasan mengenai jalannya diskusi.                                                                                         fase 5 : diskusi.                                                                                                                                      fase 6 : rangkuman.                                                                                                                             fase 7 : penutup, rumusan penutup, pengucapan terima kasih pada audiens.                                            fase 8 : pengolahan notulen.                                                                                                                                                                                     
            Dalam konteks debat retorika yang menjadi poin utamanya adalah adu argumentasi. Seorang ahli debat akan berusaha agar argumentasinya benar, debat lebih mementingkan kelompok tanpa memperhatikan istilah kompromi. Pemahaman strategi dalam berdebat sangatlah diperlukan, berikut strategi dalam berdebat:                                                                                          fase 1 : pahamilah topik yang akan dijadikan bahan perdebatan, secara ontologis,                           aksiologis, epistemologis.                                                                                                                               fase 2 : carilah materi pendukung argumentasi, jurnal, hasil penelitian,                                        buku,internet,orang ahli.                                                                                                                             fase 3 : munculkan strategi ‘perang’ dalam orasi.                                                                         fase 4 : konkretisasi penguatan argumen.                                                                                                                                                                                                                                                                 

2.4 Teknik Retorika

A.    Penguasaan kompetensi materi
            Seseorang pembicara pemula terkadang kesulitan menuangkan ide ketika berbicara, faktor utamanya adalah asupan gizi, dalam berbicara bagus ada teknik dalam memperbaiki gizi, yakni sebagai berikut.(1) rak buku pengetahuan dalam otak,(2) kamus, Eksilopedia, dan tesaurus,(3) majalah/koran/buletin,(4) internet,(5) pengalaman individual,(6) seminar,(7) tempat nongkrong.   
B.     Penguasaan psikologi personality
            Pemahaman tentang psikologi sangatlah diperlukan dalam berbicara. Pertama sebagai terapi psikologis, kedua sebagai penguatan psikologis. Ada empat tipologi yang banyak dikenal, yakni eksistensial, behavioral, psikoanalisis, dan humanistik.
C.    Psikologi performansi
            Performansi/performan(performance) ialah perilaku yang memiliki seperangkat respon terhadap lingkungan;pencapaian; suatu cara umum menyangkut hal yang terlihat
3                                                                                                                                             
D.    Penguasaan psikologi Sosial                                                                                  
            Psikologi sosial (sosial psychology) ialah cabang psikologi yang berkonsentrasi pada aspek perilaku manusia yang melibatkan relasi individu dengan individu yang lain, lembaga sosial dan masyarakat.
E.     Daya Tarik Interpersonal
            Prinsip interpersonal pada hakikatnya bekait dengan aspek psikologis yang didalamnya terdapat unsur yang mampu membuat orang lain/kelompok/massa tertarik pada seseorang. Faktor daya tarik interpersonal, yakni: Kesamaan, kedekatan, keakraban dll.

2.5 Hakikat Presentasi
         
          Presentasi pada hakikatnya berkait dengan penyajian dan/atau pemaparan sesuatu (bidang akademis, pemerintah, bisnis, atau marketing) kepada audiens.  Presentasi kadang menjadi masalah tersendiri bagi orang yang memang phobia di depan panggung dengan menghadapi puluhan / ratusan audiens. Agar presentasi efektif dan efisien, presenter harus mampu memaparkan materi yang disajikan dengan menarik. Presentasi yang efektif dan efisien merupakan tuntutan di era modern ini. Ada empat segmen yakni (1) presenter,(2) moderator,(3) notulis,(4) audiens.

2.6 Kriteria dan Etika

Kriteria Presenter
            Presenter ialah orang yan, menyampaikan/memaparkan materi presentasi. Agar menjadi seorang presenter yang baik, ada hal yang perlu diperhatikan saat presentasi, yakni sebagai berikut. 
1. Presenter harus memahami siapa audiens (latar belakang akademis, sosial-budaya, gender, dan kepentingan).
2.Presenter memahami dan menguasai materi yang dipresentasikannya.
3. Presenter harus menyajikan materi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
4. Presenter harus berempati dengan audiens, secara verbal dan nonverbal.
5. Presenter harus mampu mengatur kecepatan dan ketepatan dalam menyajikan materi.
6. Presenter menghargai dan rnenjawab pertanyaan yang diajukan oleh audiens.
7. Presenter menyajikan materi sesuai dengan topik yang dibicarakan.
8. Presenter menyajikan media presentasi yang sesuai dengan konteks audiens.

 Kriteria Moderator
            moderator ialah orang yang menjadi pemimpin/penengah/wasit dalam presentasi/diskusi. Berikut kriteria moderator yang baik. Moderator memimpin jalannya presentasi mulai dari awal sampai dengan akhir penutupan.
1.Moderator memahami hal yang berkait dengan presenter, audiens, dan materi yang dipresentasikan.
2. Moderator bersikap adil dan bijak, Dengan demikian, moderator tidak boleh memihak.
3. moderator mampu mengendalikan jalannya presentasi.



4
Kriteria Notulis
            Notulis ialah orang yang membuat notula (catatan mengenai jalannya acara/kegiatan.kriteria Notula yang baik, yakni.
1.      Notulis yang mencatat point-point penting dalam presentasi.
2.      Notulis memfokuskan diri pada presentasi sehingga mampu menangkap point-point penting selama presentasi.
3.      Notulis melaporkan notula pada pihak-pihak yang berkait dengan kegiatan presentasi.
                                                                                                                                                   Kriteria Audiens
            Audiens ialah pendengar/pengunjung dalam presentasi. Mereka mengikuti presentasi dengan alasa, (1) materi perkuliahan yang disajikan oleh dosen, dosen tamu, atau praktisi, (2) materi yang memberikan manfaat.

2.7 Media Presentasi
          Perkembangan media presentasi saat ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh munculnya
 Software media presentasi yang offline ataupun online, berbayar maupun gratis. Software tersebut antara lain ; Prezi, Slideshark, Haiku Deck, slidedog, Clearslide (SlideRocket) marketing software. meskipun demikian, media presentasi offline, misal powerpoint, adobe, flashmedia, masih banyak digunakan dalam presentasi.

A.   Kriteria Media Presentasi :
1.      Mampu menarik perhatian, baik dari segi isi maupun performasi.
2.      Menggunakan desain warna yang memiliki degradasi apik.
3.      Menggunakan tulisan yang ‘terbaca’.
4.      Dibuat ‘’to the point’’ sehingga tidak terlalu benyak slide, deskripsi, atau narasi.
5.      Diperkaya dengan grafik, gambar, tabel, peta konsep ( mind mapping ).
6.      Madia presentasi dikomsultasikan ke ahli desain grafis agar hasilnya lebih ‘halus’ dan optimal.



















5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Retorika merupakan istilah lain dari seni berbicara. Retorika muncul sejak zaman Yunani, Romawi, sampai dengan zaman sekarang ini. Greene (2007) memaparkan bahwa sedikitlah berbicara agar orang lain tidak mudah memahami diri kita. Padahal, dari kemampuan berbicara yang optimal, seseorang bisa sukses. Banyak pemimpin sukses karena kemampuan lobby, konsolidasi, rekonsiliasi, mediasi, imperatif, semuanya membutuhkan kelihaian dan kepiawaian dalam herbicara.
            Retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo). Retorika terbagi menjadi dua, yakni retorika monologika dan retorika dialogika.
            Perkembangan media presentasi saat ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh munculnya
 Software media presentasi yang offline ataupun online, berbayar maupun gratis.



























                                                                                                                    6
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Anas. 2016. Bahasa Indonesia Keilmuan. Surabaya : Madril Pustaka Production






































7